JMS Kota Malang
saat itu wartawan Jms mendatangi pengembang dan di temui langsung oleh stafnya menanyakan terkait perijinan bahwa perijinanya masih dalam proses , HUNIAN Tropical New Modern Minimalis tetap aja melakukan pemvangunan , bagian pemasaran saat di tanya apa udah ada ijin dari warga kanan keri dia mengatakan sudah ternyata tidak pernah menemui warga dan berbohong. Ucap wartawan.
Senin 27 / 7/ 23 saat wartawan Jms dan media banyangkara nuws menemui warga yang terdampak dari pembangunan perumahan apakah dapat kompensasi dari pengembang salah satu warga yang tidak mau di sebut bananya mengatakan pada awak media tidak pernah mungkin RT maupun RWnya mas ucapnya.
Dan melanjutkan ke kantor pengembang yang saat itu di temui langsung okeh stafnya yuni di ruang kerjanya , dan menanyakan terkait ijin ijinnya mengatakan pada awak media baru aja selesai dan juga baru aja di panggil polda mungkin ada yang lapor ucapnya.
mungkin terkait ijin ijinnya sudah selesai apa belum begitu juga lurah tasik madu kecamatan lowokwaru kota malang di panggil polda juga di mintai keterangan,yuni juga menyampaikan bahwa Rtmaupun Rw mewakili atas nama warga minta kompensasi pada perumahan karena rumah yang akan di bangun sebanyak 56 rumah , sedangkan perumah di mintai 3 juta pak Rt sebesar Rp 500 ribu dan Pak Rw 2, 5 juta dan tidak boleh di angsur ucap yeni.
Apakah boleh lahan hijau di peruntukan untuk perumahan apalagi kelurahan tasik madu merupakan lahan pertanian di duga ada main mata antara pengembang dengan dinas perijinan kota malang sudah jelas jelas itu tanah pertanian di rubah jadi lahan kuning terus anak cucu kita mau makan apa kalau lahanya habis ucap anggota lsm.
Ke esok harinya mendatangi ketua Rt tapi tidak ada di tempat dan di lanjutkan ke rumah ketua Rw ..dan di temui di rumahnya saat di mintai keterangan dia nembenarkan bahwa iya telah terima dari pengembang sebesar Rp 174 juta tanpa mengetahui warganya sekarang malah beli tiang umbul umbul dari besi , mau bangun pos yang di timur juga mau memperbaiki gedung sebaguna di anggarkan Rp 10 juta , saat di tanya lagi apakah warganya sudah mengetahuinya dia jawab belum ucap RWnya ( H N ).