JMS – Jambi
Kegiatan Penguatan Moderasi Beragama Kembali di gelar, bagi 50 pemuda yang menjadi peserta pada kesempatan ini yang merupakan upaya untuk memperkuat pemahaman moderat dalam beragama di tengah masyarakat, dan akan berlangsung selama dua hari dari tanggal 29-30 April 2024 di Shangratu Hotel kota Jambi.
Dalam laporannya, Ketua Tim KUB, Hj. Yenni Fatma, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada peserta melalui berbagai materi yang disampaikan oleh narasumber dari berbagai profesi di Provinsi Jambi.
Acara ini dibuka oleh Kepala Bidang Penais H. Zeifni Ishaq, yang mewakili Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi, didampingi oleh Kepala Bagian Tata Usaha. Zeifni menjelaskan bahwa Moderasi Beragama adalah program prioritas pemerintah, yang berawal dari hasil penelitian pada tahun 2011 mengenai pandangan, sikap, dan praktik keberagamaan yang ekstrem dan eksklusif di masyarakat. Program ini ditanamkan sebagai upaya bersama lintas sektor pemerintahan untuk memperkuat moderasi beragama dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Ia menegaskan bahwa Moderasi Beragama bukanlah mengubah substansi agama, melainkan cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang dijalankan dalam kehidupan bersama. Prinsip-prinsip tersebut mencakup menjaga hubungan dengan Tuhan, menjaga hubungan sesama manusia, dan menjaga kemaslahatan umum tanpa menyalahgunakan agama.
Zeifni juga menekankan pentingnya toleransi dalam beragama, di mana menghormati perbedaan dan memandangnya sebagai kekayaan, bukan sebagai ancaman. Inti dari kegiatan ini adalah memperkuat pemahaman moderasi beragama, khususnya bagi pemuda lintas agama, yang diharapkan menjadi teladan dalam menghargai perbedaan dan mempromosikan perdamaian.
Sebelum menutup sambutannya, Zeifni mengutip kata-kata Bijak dari Gus Dur, “Indonesia ini ada karena kita berbeda. Yang sama jangan dibedakan, yang beda jangan disamakan. Kita ada karena kita berbeda,” sebagai himbauan untuk menjaga keberagaman sebagai sumber kekuatan bangsa.
Dengan demikian, harapan dari kegiatan ini adalah agar pemuda lintas agama dapat menyampaikan nilai-nilai moderasi beragama kepada masyarakat dengan baik, mempromosikan sikap menghargai perbedaan, dan menjadikan keberagaman sebagai aset bangsa yang harus dijaga bersama. (Bambang Tambunan/Garuda Sirait)